Wilwatekta.id – Fenomena salat Tarawih super kilat selalu menjadi perbincangan saat bulan Ramadan. Meski sebenarnya fenomena ini sudah lama dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat. Namun, potongan-potongan video yang menampakan praktik gerakan salat Tarawih super cepat ini selalu muncul dan menjadi sebuah pemberitaan hangat. Lalu viral dan menghiasai banyak media sosial.
Sialnya, selalu saja memunculkan perdebatan yang tidak mengindahkan etik kesopanan. Siapa lagi kalau bukan netizen Indonesia yang kurang penggawean.
Satu di antara video yang menjadi bahan empuk bagi netizen untuk memberikan komentar yang tidak karuan, adalah potongan video salat Tarawih super cepat di Pondok Pesantren Al-Quraniyah Indramayu, Jawa Barat. Komentar sebagian netizen ngeri sekali.
Bukannya dijadikan sebagai bahasan keagamaan, malah memberikan komentar yang tidak karuan. Mulai dari kecaman hingga mengklaim bahwa salat Tarawih yang demikian tidak akan diterima Tuhan. Dan, rerata komentar yang tidak karuan itu tanpa didasari dengan dalil-dalil yang menguatkan.
Nah, biar Wilkers tidak seperti netizen dengan komentarnya yang tidak karuan tersebut, mari kita membahas salat Tarawih super kilat ini dengan dasar dan dalil ada. Sehingga, semua menjadi jelas. Setidaknya, menjadi pemahaman dan pengetahuan kita bersama.
Supaya mudah dipahami dan bisa langsung dipraktikan Wilkers, mari kita membahas fenomena gerakan salat Tarawih super cepat ini dengan metode pertanyaan dan jawaban. Oke!
Pertanyaan pertama:
Lebih baik salat Tarawih dengan cepat di masjid (berjamaah) atau salat Tarawih sendiri di rumah?
Jawabannya:
Jika cepatnya gerakan salat sampai merusak bacaan salat dan tuma’ninah, maka lebih baik salat sendiri di rumah. Bahkan hukumnya wajib, Wikers.
Sedangkan jika cepatnya gerakan tidak sampai merusak bacaan salat dan tuma’ninah, maka lebih baik tetap solat berjamaah agar tetap bisa ikut memakmurkan masjid/musalla. Dan, jika ingin nikmat dan khusyuk dalam salat, maka tambahkanlah salat malam sendiri di rumah.
Pertanyaan Kedua:
Bagaimana jika imam dalam membaca Fatihah dan surat-surat pendeka sangat cepat, sehingga kita selalu ketinggalan saat membaca Fatihah, apakah kita tetap wajib membaca Fatihah?
Jawabannya:
Jika kita sempat berdiri bersama imam dalam waktu yang cukup untuk membaca Fatihah, maka makmum tetap wajib membaca Fatihah dengan sempurna, walaupun harus ketinggalan rukun imam.
Contohnya, misal makmum belum selesai baca Fatihah tapi imam sudah rukuk, maka wajib bagi makmum untuk menyempurnakan bacaan Fatihahnya sampai maksimal imam bangun dari sujud kedua. Setelah selesai baca Fatihah makmum segera melanjutkan rukuk, i’tidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, lalu mengejar gerakan imam. Sebagai makmum tetap sah salatnya. Kecuali jika kita tidak sempat berdiri bersama imam dalam waktu yang cukup untuk baca Fatihah, maka kita tidak wajib menyempurnakan bacaan Fatihah. Tapi langsung ikut gerakan imam.
Selanjutnya, apabila kita sudah kembali berdiri dan ternyata baru beberapa detik imam sudah rukuk, maka kita bisa langsung ikut gerakan imam. Sebab, kita sudah tidak punya waktu berdiri bersama imam dalam waktu yang cukup untuk membaca Fatihah.
Imam Nawawi dalam kitabnya At Tibyan mengatakan bahwa Waliyul Amri wajib menghukum orang yang baca Al-Qurannya cepat sampai merusak ayat, karena ini hukumnya dosa, sebab hal itu dapat merubah satu huruf Al-Quran. Dijelaskan, imam disunahkan memberikan jeda waktu setelah baca Fatihah agar para makmum punya kesempatan baca Fatihah.
Sebagaimana yang dianjurkan, lebih baik makmum membaca Fatihah setelah imam sempurna membaca Fatihah. Dan, hukumnya makruh bagi makmum membarengi atau mendahului imam dalam membaca Fatihah. Dan sunah bagi mampu mendengarkan bacaan surat yang dibaca imam setelah mamkum menuntaskan bacaan Fatihah.
Nah, itulah Wilkers, penjelasan terkait viralnya video gerakan salat Tarawih super cepat dan bagaimana kita harus menyikapikan. Semoga bermanfaat. (*)
=================
Selama Ramadhan ini, redaksi Wileatekta.id berupaya menghadirkan tulisan-tulisan religi yang membahas persoalan ibadah sehari-hari. Dengan harapan, bisa menjadi pemahaman kita bersama. Sebab, terkadang banyak hal yang kita tahu, tapi tidak memiliki pemahaman secara komprehensif bagaimana yang benar dan seharusnya. Dan akhirnya semoga bermanfaat.