WILWATEKTA.ID – Tradisi bersilaturahim pada saat lebaran atau Hari Raya Idul Fitri sudah erat dengan budaya masyarakat Indonesia. Berkunjung ke rumah sanak family dan tetangga terdekat sambil mencicipi jajanan yang dihidangkan menjadi pemandangan yang lazim setiap kali Idul Fitri.
Soal sejak kapan budaya ini dibentuk dan diperkenalkan, entah. Yang jelas, bersilaturahim di Hari Raya Idul Fitri ini merupakan tradisi yang baik. Apalagi dengan tujuan saling memaafkan.
Dalam kitab rujukan اسعاد الرفيق syarahnya kitab سلم التوفيق karya Habib Abdullah bin Husain bin Tohir bin Muhammad bin Hasyim Ba’alawy dijelaskan, bahwa bermaaf-maafan pada Hari Raya Idul Fitri merupakan bagian dari tobat—menyesal atas kesalahan yang pernah diperbuat, lalu minta maaf.
Dalam kitab tersebut dijelaskan, syarat ada empat, yakni النّدم atau menyesali kesalahan yang pernah diperbuat; kemudian الاقلاع عن الذنب atau melepaskan diri dari dosa yang dilakukan; selanjutnya العزم ان لا يعود إليها atau berjanji untuk tidak mengulangi; dan yang keempat adalah استغفار atau minta ampunan pada Allah.
Membahas soal dosa, ada dosa yang berhubungan langsung dengan Allah dan dosa antara sesama atau yang berhubungan dengan hak anak adam. Jika dosa yang berhubungan dengan Allah, maka sebagai hamba harus meng-qodhoi-nya. Soal kewajiban salat misalnya. Apabila kita lupa atau sengaja tidak menunaikan salat yang menjadi kewajiban sebagai hamba, maka kita harus meng-qodhoi-nya atau menggantinya di waktu yang berbeda.
Adapun jika dosa sesama anak Adam, maka penebusan dosanya harus dengan cara membayarnya/menggantinya atau meminta ridho untuk dibebaskan (dari kesalahan yang diperbuat) dengan merinci kesalahan kita.
Soal merinci kesalahan ini ada perbedaan pendapat. Menurut Abu Hanifah, merinci kesalahan untuk meminta maaf ini tidak perlu dilakukan. Namun, menurut Imam Syafi’i, kesalahan yang kita perbuat ini harus dirincu untuk kemudian meminta maaf. Tetapi, apabila dengan merinci setiap kesalahan itu dikhawatirkan dapat menimbulkan kemarahan seseorang atau menimbulkan fitnah, serta dapat membahayakan diri kita, maka soal merinci doa tersebut tidak perlu dilakukan. Cukup kita meminta kepada Allah agar diampuni atas dosa-dosa yang tidak harus dirinci tersebut. Allah Maha Pengampun dan Mengetahui.
Tapi soal hutang jangan lupa dibayar lho ya.. Catat: Bermaaf-maafan bukan berarti melunaskan hutang. Hehehe..
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir dan Batin