• Kirim Naskah
Wilwatekta.id
No Result
View All Result
  • Esai
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Pesan
  • Liputan
  • Fiksi
  • Pilihan Redaksi
  • Pitutur Kamituwo
  • Esai
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Pesan
  • Liputan
  • Fiksi
  • Pilihan Redaksi
  • Pitutur Kamituwo
No Result
View All Result
Wilwatekta.id - edukasi tanpa tendensi
No Result
View All Result
Home Religi

Saling Bermaaf-Maafan dan Tobat saat Lebaran

Yayuk Khadijah by Yayuk Khadijah
12/05/2021
in Religi
0
Ilustrasi orang bersalaman saat hari raya idul fitri

Ilustrasi orang bersalaman saat hari raya idul fitri. Sumber gambar: Pixabay

WILWATEKTA.ID – Tradisi bersilaturahim pada saat lebaran atau Hari Raya Idul Fitri sudah erat dengan budaya masyarakat Indonesia. Berkunjung ke rumah sanak family dan tetangga terdekat sambil mencicipi jajanan yang dihidangkan menjadi pemandangan yang lazim setiap kali Idul Fitri.

Soal sejak kapan budaya ini dibentuk dan diperkenalkan, entah. Yang jelas, bersilaturahim di Hari Raya Idul Fitri ini merupakan tradisi yang baik. Apalagi dengan tujuan saling memaafkan.

Dalam kitab rujukan اسعاد الرفيق syarahnya kitab سلم التوفيق karya Habib Abdullah bin Husain bin Tohir bin Muhammad bin Hasyim Ba’alawy dijelaskan, bahwa bermaaf-maafan pada Hari Raya Idul Fitri merupakan bagian dari tobat—menyesal atas kesalahan yang pernah diperbuat, lalu minta maaf.

Dalam kitab tersebut dijelaskan, syarat ada empat, yakni النّدم atau menyesali kesalahan yang pernah diperbuat; kemudian الاقلاع عن الذنب atau melepaskan diri dari dosa yang dilakukan; selanjutnya العزم ان لا يعود إليها atau berjanji untuk tidak mengulangi; dan yang keempat adalah استغفار atau minta ampunan pada Allah.

Membahas soal dosa, ada dosa yang berhubungan langsung dengan Allah dan dosa antara sesama atau yang berhubungan dengan hak anak adam. Jika dosa yang berhubungan dengan Allah, maka sebagai hamba harus meng-qodhoi-nya. Soal kewajiban salat misalnya. Apabila kita lupa atau sengaja tidak menunaikan salat yang menjadi kewajiban sebagai hamba, maka kita harus meng-qodhoi-nya atau menggantinya di waktu yang berbeda.

Adapun jika dosa sesama anak Adam, maka penebusan dosanya harus dengan cara membayarnya/menggantinya atau meminta ridho untuk dibebaskan (dari kesalahan yang diperbuat) dengan merinci kesalahan kita.

Soal merinci kesalahan ini ada perbedaan pendapat. Menurut Abu Hanifah, merinci kesalahan untuk meminta maaf ini tidak perlu dilakukan. Namun, menurut Imam Syafi’i, kesalahan yang kita perbuat ini harus dirincu untuk kemudian meminta maaf. Tetapi, apabila dengan merinci setiap kesalahan itu dikhawatirkan dapat menimbulkan kemarahan seseorang atau menimbulkan fitnah, serta dapat membahayakan diri kita, maka soal merinci doa tersebut tidak perlu dilakukan. Cukup kita meminta kepada Allah agar diampuni atas dosa-dosa yang tidak harus dirinci tersebut. Allah Maha Pengampun dan Mengetahui.

Tapi soal hutang jangan lupa dibayar lho ya.. Catat: Bermaaf-maafan bukan berarti melunaskan hutang. Hehehe..

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Mohon Maaf Lahir dan Batin

 

Tags: Bulan RamadanHari Raya Idul FitriLebaranmaaf-maafan
SendShareTweet
Yayuk Khadijah

Yayuk Khadijah

Next Post
Sebuah Berita Bunuh Diri dan Hilangnya Kemaluan

Sebuah Berita Bunuh Diri dan Hilangnya Kemaluan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Foto Aditya Halindra Faridzky Bupati Terpilih Tuban

4 Hal yang Mungkin Hilang Setelah Mas Lindra Dilantik Jadi Bupati

20/04/2021
Membangun Infrastruktur di Wilayah Perbatasan Bojonegoro-Tuban itu Berat, Biar Bu Anna Saja

Membangun Infrastruktur di Wilayah Perbatasan Bojonegoro-Tuban itu Berat, Biar Bu Anna Saja

12/04/2021
Mas Lindra dan Pak Riyadi

Sambutan Wabup Riyadi: Gambaran Sebuah Friksi dengan Bupati, Benarkah Sudah Tidak Sejalan Lagi?

30/05/2022
Mas Bupati

Surat Terbuka untuk Pejabat Generasi Tua: 3 Tips Supaya Tidak Tratapan Dipimpin Mas Lindra

26/06/2021
Sinta dan Hasratnya kepada Buku

Sinta dan Hasratnya kepada Buku

Partisipasi, Mewujudkan Anggaran Tepat Sasaran Dana Desa Tahun 2021

Partisipasi, Mewujudkan Anggaran Tepat Sasaran Dana Desa Tahun 2021

Kritik Pembangunan Ala Netizen Terhadap Pemerintah

Kritik Pembangunan Ala Netizen Terhadap Pemerintah

Gus Yaqut menyapa jemaat paska ibadah Natal terbatas di GPIB "Immanuel" / Gereja Blenduk Kota Semarang

Gus Yaqut: Saatnya Mengembalikan Agama Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi

Tilang ETLE yang Bikin Gak Bebas Kesana-Kemari

Tilang ETLE yang Bikin Gak Bebas Kesana-Kemari

29/06/2022
Berita Tahun 2020-2022 yang Trending, Bikin Masyarakat Agak Pusing

Berita Tahun 2020-2022 yang Trending, Bikin Masyarakat Agak Pusing

28/06/2022
Pangeran Tidur

Part [II]: Pangeran Tidur

26/06/2022
Tertawa Sedih

Tertawa Sedih

26/06/2022



Edukasi Tanpa Tendensi
Media alternatif di kabupaten Tuban, platform digital anti mainstream membawa degup kebahagiaan secara konstruktif.

Info Kerjasama
redaksi@wilwatekta.id

Kategori

  • Budaya
  • Esai
  • Fiksi
  • Liputan
  • News
  • Peristiwa
  • Pesan
  • Pilihan Redaksi
  • Pitutur Kamituwo
  • Religi
  • Sejarah
  • Tokoh

Wilwatekta ID © 2021

  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontak
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Esai
  • Peristiwa
  • Liputan
  • Tokoh
  • Religi
  • Fiksi
  • Pilihan Redaksi
    • Pitutur Kamituwo

© 2021 Wilwatekta - Mengabarkan dengan bahagia Wilwatekta.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.