Wilwatekta.id – Semua hari itu baik. Pun dengan 12 bulan dalam setahun. Yang membedakan hanya peristiwa-peristiwa di dalamnya. Dan Ramadan adalah bulan yang sangat mulia. Banyak sekali peristiwa yang membuat bulan ini memiliki keutamaan dan keistimewaan dibanding bulan lain.
Diantaranya keutamaan dan keistimewaan itu, yakni soal penamaan bulan Ramadan yang bersifat tauqify, yang artinya langsung bersumber dari Allah swt. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Tuhfah al-Muhtaaj Juz XII halaman 178: Allah langsung yang memberikan nama bulan Ramadan yang diajarkan kepada Nabi Adam as.
Keutamaan dan keistimewaan lain, yakni dibukanya pintu-pintu surga, pintu neraka ditutup, para setan dibelenggu, turunnya Lailatul Qodar, dibukanya pintu rahmat, dilipatkannya pahala, serta dikabulkannya doa dan diampuninya dosa manusia. Bukan berarti di bulan lain tidak dikabulkannya doa atau diampuni dosa manusia. Namun ada keistimewaan lebih di bulan Ramadan dalam urusan doa dan pengampunan dosa hamba.
Adapun banyak peristiwa yang terjadi di bulan Ramadan yang membuat bulan ini lebih istimewa yakni:
Nuzulul Quran
Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya Al-quran, sesuai dengan keterangan-keterangan yang terdapat dalam Siroh Nubuwah. Pada bulan Ramadan inilah Allah menurunkan Al-quran dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril As.
Malaikat Jibril membawa wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw tepat diusia 40 tahun dan bertepatan dengan malam 17 Ramadan tahun ke-41 dari ‘Aamul Fiel (16 Agustus 610 M) di gua Hiro’.
Perang Badar Kubro (Perang Badar Kedua)
Perang badar kubro ini terjadi sebab kekejaman orang-orang kafir yang telah menjarah harta orang muslimin sedikit demi sedikit, dan kemudian mereka jual ke negeri Syam.
Tercatat dalam sejarah, Rasulullah Saw pada 17 Ramadan tahun 2 Hijriyah (8 Januari 623 M) mendapat laporan bahwa kafilah dagang kafir Quraisy pimpinan Abu Sufyan bin Harb bersama 40 orang pulang berniaga dari negeri Syam menuju ke kota Makkah. Selanjutnya, sebanyak 313 tentara Islam menghadang kafilah kafir Quraisy sebelum sampai ke Makkah, tepatnya di dekat sebuah sumur Badar.
Mengetahui bahwa kafilahnya dihadang oleh kaum muslimin, akhirnya Abu Sufyan meminta bantuan tentara dari Makkah. Peperangan ini diawali dengan adu tanding satu lawan satu, yaitu Ali bin Abi Tholib, Hamzah bin Abdul Mutholib dan Ubaidah bin Harits dari pihak Islam, melawan Walid bin Utbah, Syaibah bin Robi’ah dan Utbah bin Robi’ah dari pihak kafir Quraisy.
Dari adu tanding satu lawan satu tersebut, ketiga jagoan kafir Quraisy terbunuh, sehingga amarah kafir Quraisy membuncah. Berawal dari peristiwa itu, kemudian terjadi perang besar yang mengakibatkan terbunuhnya 70 tentara dari pihak kafir Quraisy termasuk Abu jahal bin Hisyam, dan peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin.
Fathul Makkah (Pembebasan Kota Makkah)
Peristiwa Fathul Makkah ini terjadi pada 20 Ramadan tahun 8 Hijriyah. Kejadian ini bermula ketika Kafir Quraisy melanggar perjanjian Hudaibiyah, kemudian Rasulullah Saw bersama dengan sepuluh ribu pasukan kaum muslimin berangkat menuju kota Makkah melalui empat penjuru.
Penjuru pertama pimpinan Zubair bin Awam melewati utara kota Makkah. Kemudian pasukan Kholid bin Walid melewati selatan kota Makkah, sedangkan pasukan yang dipimpin Sa’ad bin Ubadah melewati barat kota Makkah dan pasukan Abu Ubaidah bin Jarroh bersama Rasulullah SAW melewati kaki gunung Hind di barat laut. Sehingga, kaum muslimin dapat menguasai kota Makkah dan kafir Quraisy tidak dapat berkutik. Mereka hanya bisa bersembunyi di balik rumah mereka dan sebagian lain lari ke bukit.
Selanjutnya Rasulullah dan pasukan menuju ke ke Baitullah (Ka’bah) dan menghancurkan 360 berhala yang ada di sekitarnya. Ketika Abu Sufyan bertanya kepada Nabi, apa yang harus kita lakukan terhadap Kafir Quraisy? Rasulullah menjawab bahwa “Hari ini adalah hari kasih sayang”.
Kembalinya Para sahabat dan Ulama ke Rahmatullah
Selain peristiwa bersejarah, Ramadan juga meninggalkan banyak kenangan dan duka mendalam atas berpulangnya banyak sahabat dan ulama di bulan yang penuh pengampunan ini. Diantara sahabat dan ulama yang wafat di bulan Ramadan ini yakni:
- Sayyidina ali bin Abi Tholib Karomallahu Wajhah, blio wafat bertepatan dengan tanggal 19 Ramadan ketika menjadi imam salat Shubuh.
- Khalid bin Walid, sosok panglima perang yang pemberani juga wafat pada tanggal 18 Ramadan tahun ke 21 Hijriyah.
- Sayyidah Fatimah binti Rasulullah Saw juga wafat bertepatan pada tanggal 13 Ramadan tahun 11 Hijriyah.
- Nafisah binti Hasan Al Anwar, sosok cicit baginda Nabi dan guru dari imam Asy-Syafi’i ini juga wafat pada bulan Ramadan lantaran sakit keras, dan masih dalam kondisi berpuasa.
Selain sahabat dan ulama dari Timur Tengah, sejumlah ulama Indonesia juga banyak yang wafat di bulan Ramadan. Diantaranya:
- Kyai Sholeh darat, salah satu guru KH. Hasyim Asy’ari dan RA Kartini ini wafat di Semarang pada hari Jum’at, 29 Ramadan 1321 H.
- Syaikhona M. Kholil Bangkalan, gurunya para guru ulama Nusantara ini wafat pada 29 Ramadan 1343 H.
- Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, pendiri dan tokoh besar NU ini wafat pada 7 Ramadan 1366 H.
- Abdul Karim Lirboyo, salah satu santri kesayangan mbah Kholil Bangkalan dan pendiri Pondok Pesantren Lirboyo ini wafat pada hari Senin, 21 Ramadan 1374 H.
- Dalhar Watucongol Magelang, Ulama karismatik dan terkenal sufi ini meninggal pada Rabu, 29 Ramadan 1378 H.
- Ma’shum Ahmad Lasem, salah satu muassis NU ini wafat pada Jum’at, 12 Ramdhan 1392 H.
Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa satu ini yang juga tidak bisa hilang dibenak Wilkers. Yup, tepat di bulan Ramadan yang lekat dengan kita sebagai masyarakat Indonesia adalah hari Kemerdekaan Indonesia. Tercatat dalam sejarah bahwa hari Jum’at, 17 Ramadan bertepatan dengan 17 Agustus 1945 yang merupakan tanggal kemerdekaan bangsa ini. Ada juga yang mengatakan bertepatan pada 9 dan 10 Ramadan. Tapi yang jelas, tanggal kemerdekaan bangsa ini bertepatan dengan bulan Ramadan.
Itulah Wilkers, beberapa peristiwa di bulan Ramadan yang penuh dengan keistimewaan. Dan banyak pelajaran yang dapat kita ambil untuk dijadikan refleksi. Semoga Cruw Wilwatekta dan para Wilkers mendapatkan berkah di bulan suci ini. (*)