WILWATEKTA.ID – Melakukan kunjungan kerja dan audiensi bersama masyarakat. Itulah gaya pejabat pemerintahan pada hari ini. Seolah dengan terjun lapangan, gercep menyelesaikan problem yang terjadi. Padahal, sebelumnya terjun lapangan dianggap hal yang absurd (tidak jelas). Tapi, malah jadi tren sekarang. Bagi pengamat politik, itu hanya gimic politik dan cari simpati. Berharap menjadi pemimpin 2 periode. Nggak papa, namanya juga usaha.
Sebenarnya nggak aneh juga sih, pejabat dekat dengan rakyat. Cek realisasi pembangunan, mana yang sudah sesuai harapan dan tidak. Bagus sih, 100 buat yang peduli dengan rakyat. Tapi, kayaknya hanya jiwa mletre.
Semoga saja kalau udah masuk buku tulis protokoler nggak dilupain. Kan hanya dicatat.
Alhamdulillah kalau masuk APBD. Cie-cie yang berharap. Hehe
Kerja-kerja cerdas memang sepatutnya dimiliki oleh seorang pejabat negara. Agar dapat memastikan, rakyat bisa sejahtera dan bukan malah sebaliknya. Baik berupa pembangunan infrastruktur maupun pelayanan dasar. Masyarakat hanya tahu beres, ranah kita hanya mempengaruhi kebijakan. Yang menentukan adalah pejabat pemerintahan.
Semoga saja setelah menjadi program kerja, dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Bukan hanya napsu politik. Toh sudah banyak kasus, hanya soal gengsi pejabat, pembangunan hanya buang-buang uang negara. Selain itu, hanya ajang balas dendam karena sentiment antar kelompok. Lalu, kepentingan rakyat dari sisi mana. Tercecer di persimpangan jalan, nasib-nasib.
Sebenarnya cukup bagus, bertatap muka dan mengetahui secara langsung aspirasi masyarakat. Kemudian selfi bareng, menghibur masyarakat dengan wajah kepalsuan. Malang nian nasib rakyat, dijak selfi ae wes ayem. Tapi nggak papa, sudah mau sambang kerumah warga kampung. Anggap saja, “loe tanya apa, gue jawab langsung.” Biar masyarakat nggak penasaran sama sosok yang dielu-elukan.
Minimal jadi obat rindu. Ia rindu, rindu sama pejabat yang penuh dengan kepalsuan.
Oleh sebab itu, harus dikawal bersama-sama. Biar nggak lepas tuh baju kuning. Kepentingannya hanya satu, biar visi-misinya tuntas. Jangan sampai manis di bibir, pahit di rasa. Pehhh, rungkat jadinya.
Merespon keluhan warga dengan cepat itu sudah kewajiban bagi pejabat pemerintahan. Hal yang wajar dan lumrah. Entah apapun keluhan warga, pemerintah wajib merespon dengan cepat. Baik sektor pertanian, ekonomi, Kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Dengan cara melakukan inspeksi, itu hanya sebagian dari ikhtiar. Belum pada tahap penganggaran dan realisasi.
Misal aja, saat ini masih musim tanam. Artinya, masyarakat petani masih butuh pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Namun, tak jarang petani kesulitan akses pupuk. Kalau toh ada, harganya belum ramah di kantong. Belum lagi obat-obatan petani yang lainnya. Jadi, jangan hanya didata. Capek, nggak papa. Pejabat harus mau capek, jangan mengeluh. Namanya juga pelayan rakyat.
Nah, belum lagi kucing-kucingan dengan mafia pupuk. Pejabat pemerintahan mesti bertindak tegas. Hal itu untuk memastikan penyaluran pupuk yang tidak sesuai peruntukannya. Tidak hanya itu, koordinasi dengan instansi terkait harus diperkuat. Agar oknum mafia pupuk tiarab.
Kemudian, perangkat desa selalu memperbarui data kependudukan dan data-data lainnya. Mulai dari warga miskin, sakit menaun, hasil panen petani dan lain sebagainya. Tujuannya, agar program kerja tepat sasaran.