WILWATEKTA.ID – Kekeringan yang kerap kali melanda bumi sudah tidak lagi bisa dianggap remeh. Bahkan sudah memasuki fase ekstrim. Karena didukung oleh kawasan hijau rusak dan pertambangan yang sulit dikondisikan. Sehingga mengancam keberlangsungan masa depan bumi. Bisa dibilang, kekeringan semakin meluas. Tidak terkecuali melanda sebagian warga Tuban, khususnya warga di Kecamatan Grabagan. Diantara desa yang rawan terjadi kekeringan antara lain Desa Ngandong, Grabagan, dan Dahor.
Keluhan warga seputar ketersediaan air bersih bisa dipastikan setiap musim kemarau. Mungkin setiap tahun ada, namun baik pemerintah maupun masyarakat belum pernah menganalisa secara mendalam. Kenapa ini terjadi? Hanya musim kemarau yang lumrah atau memang alam sudah tidak lagi bisa bersahat dengan makhluk hidup (manusia).
Usia bumi memang sudah tak muda lagi. Ditambah manusia yang terlalu serakah dan tak mampu menjaga kondisifitas alam. Karena alam adalah kekayaan yang diciptakan Tuhan YTE untuk keberlangsungan hidup manusia di bumi. Jika alam rusak, maka seluruh penghuni bumi mendekati kerusakan juga.
Meskipun pemerintah berkomitmen menyediakan fasilitas air bersih bagi warga. Belum mampu menjawab masa depan sumber air. Selain itu, sejumlah program yang disiapkan untuk mengatasi persoalan tersebut tidak bersifat berkelanjutan (perbaikan hutan lindung). Jika pengeboran sumur, pembangunan tandon penampung air, dan pembuatan saluran air sampai rumah. Hanya soal jang pendek. Lalu program untuk anak cucu, mana? Masa depan bumi perlu ditata ulang!
Seolah peninjauan titik rawan kekeringan hanya sebatas kamuflase. Coba aja, programnya lebih kepada pembenahan kerusakan alam. Pasti lebih bermanfaat dan bersifat jangka panjang. Adanya penanganan secara cepat tepat agar tidak terjadi banjir, longsor dan kekeringan. Itu jamak dilakukan oleh pemangku kebijakan. Selain itu, penyadaran terhadap masyarakat dekat sumber mata air dan kawasan hutan lindung. Sehingga masyarakat jauh dari hal yang membahayakan.
Seharusnya program pembangunan dengan menetapkan skala prioritas APBD 2023. Dialokasikan untuk pendanaan pada sejumlah sektor besar. Semisal, pembangunan berbasis lingkungan, tanam pohon, pemberdayaan masyarakat dekat hutan dan lain sebagainya. Dibandingkan sektor lainnya yang kurang menyentuh kebutuhan masyarakat. “Hal ini dilakukan semata-mata untuk melakukan percepatan pada sektor yang dimaksud, tanpa mengabaikan sektor lain.”
Jika tidak tepat sasaran, saat kemarau panjang pasti mengalami kekurangan pasokan air. Karena air adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat secara umum. Bukan hanya manusia, namun juga untuk menyelamatkan hewan ternak. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ketersediaan air juga dimanfaatkan untuk mengaliri pertanian.
Oleh sebab itu, setiap elemen harus saling menyadari. Bahwa krisis iklim memang betul-betul terjadi. Sehingga bumi perlu dihijaukan kembali dan buanglah sampah pada tempatnya. Agar bumi bisa bersahabat dengan manusia sepanjang hayat.
Mengetahui banyak informasi tentang banjir, longsor dan kekeringan. Pelaksanaan program pembangunan harus mengedepankan prinsip bumi hijau dan pengembangan kawasan hutan untuk masa depan bumi. Juga memastikan keterlibatan berbagai pihak, terutama masyarakat dekat hutan.