Wilwatekta.id – Belajar dari pengalaman Perjuangan perempuan, barangkali kalangan homoseks dapat memetik pelajaran dengan melihat 3 level kemungkinan perubahan sebagaimana diuraikan pada tulisan sebelumnya yang berjudul “Memahami Perempuan dalam Agama dan adat ruang domestik” sebagai berikut:
1. Level Teks
Di level ini sangatlah sulit akan diperoleh teks yang mendukung. Andai pun ada adalah teks yang menghakimi. Dibolak balik, diplintir atau ditinjau secara hermeneutika pun sangat sulit untuk mencari dalil yang bisa mendukung kalangan homosekssual. Ini bisa dimengerti karena agama adalah arena penyebaran keyakinan yang didalamnya membutuhkan jamaah. Penggunaan kontrasepsi yang membatasi kehamilan saja harus dipertengkarkan dan lebih banyak ditolak apalagi perilaku homoseks. Ini jelas tidak sejalan dengan konsep dakwah yang menjadi power agama. Dengan demikian di level ini akan sulit dilakukan sebagai advokasi dan kita akan berhadapan dengan banyak pihak yang menolak gagasan itu.
2. Level Politik
Untuk perjuangan ini dibutuhkan sebuah keajaiban politik. Tanpa itu kita tak akan mendapatkan dukungan politik dari pemerintah karena mereka harus berhadapan dengan mayoritas penentangnya. Itu jelas sulit untuk kita harapkan.
3. Level Lived Experiences
Strateginya adalah mengemukakan sebanyak-banyaknya realitas hidup gay/lesbian dan ungkapkan ini sebagai realitas. Satu pendekatan yang menkontraskan text dengan realitas akan membelalakkan mata banyak kalangan agama untuk mencarikan solusi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan. Dan kalangan ahli fiqih di Islam sebenarnya telah menunjukkan bahwa mereka sangat tanggap dengan realitas ini. Buktinya mereka memiliki ketentuan hukum soal bagaimana membagi waris, menjadi imam, cara beribadat yang harus jelas jenis kelaminnya. Termasuk jenis kelamin ketiga. (*)