WILWATEKTA.ID – Masih segar diingatan. Bupati Adiyta Halindra Faridzky dan Wabup Riyadi (Mas Lindra-Kang Riyadi) mempunyai visi-misi yang terangkum dalam, “Mbangun Deso Noto Kutho.” Dalam take line tersebut, Mas Lindra-Kang Riyadi ingin mewujudkan Kabupaten Tuban, “Membangun Serta Mewujudkan Tuban Sejahtera, Berkeadilan, Berbudaya, Berdaya Saing dan Berbasis Lingkungan.”
Dengan niat yang baik tersebut, semoga saja Mas Bupati masih ingat. Karena yang ditunggu masyarakat adalah realisasi janji politik saat Mas Bupati mencalonkan diri. Jangan sampai janji tersebut dilupakan. Sekalai lagi, jangan dilupakan. Apalagi, ini sudah memasuki satu tahun kepemimpinan Mas Bupati.
Sebenarnya masyarakat sangat bangga, bahkan sangat-sangat bangga sekali. Memiliki pemimpin masih muda, gagah, ganteng dan energik. Selain itu, berbagai kebijakan yang sudah dibuat Mas Bupati cukup baik. Jika ada yang belum terealisasi, kemudian ada organisasi pergerakan melakukan demontrasi, itu hal biasa. Namanya juga negara demokrasi. Bebas menyampaikan aspirasi di depan umum.
Dalam menginjak satu tahun kepemimpin Mas Bupati-Kang Riyadi. Mendapatkan respon Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Tuban dengan melakukan aksi di depan Gedung Pemkab Tuban pada, Kamis (16/06/22). Itu adalah bagian dari mengingatkan pemerintah Kabuten Tuban untuk memberikan dampak yang lebih baik. Bukan hanya janji politik.
Mahasiswa menilai Mas Lindra-Kang Riyadi belum maksimal memimpin satu tahun ini. Bahkan janji-janji politik pada waktu mencalonkan diri belum berdampak secara signifikan, seperti infrastruktur, ekonomi, sosial serta pendidikan. Tak pelak, para mahasiswa pergergakan yang tergabung dalam PMII tersebut memberikan rapor merah.
Menurut Ketua Umum PC PMII Tuban, Khorukum Mimmuaini, dalam orasinya mengatakan bahwa banyak permasalahan yang belum tuntas. Salah satunya Jembatan Glendeng. Statusnya tidak jelas, namun Pemda Tuban berani membangun.
“Jembatan tersebut menelan anggaran 6 milliar dan itu APBD Tuban tahun 2021. Namun masyarakat menyayangkan, jembatan yang baru dibangun tersebut sudah tidak bisa dilaluli. Sehingga masyarakat Tuban kalau mau ke Bojonegoro pakai perahu penyebrangan, begitu sebaliknya. Karena dianggap lebih cepat,” ungkapnya.
Masalah lain yang menjadi perhatian PC PMII adalah infrastruktur jalan yang masih rusak. Hanya dijanjikan, namun tak kunjung diperbaiki. Padahal, pada saat kampanye, Mas Lindra-Kang Riyadi infrastruktur adalah prioritas. Selain itu, kebijakan tersebut dianggap sebagai alternatif cepat untuk menurunkan angka kemiskinan.

Masa Aksi mencontohkan, Kecamatan Kerek, Desa Gaji sampai Wolutengah, Kecamatan Tambakboyo, Desa Sotang, Cokrowati, Belekanget dan Mander, Serta Kecamatan Bancar Desa Margosuko.
Jalan tersebut kondisinya sangat parah. Kasihan anak-anak sekolah yang setiap hari lalu lalang dijalan tersebut, terang Aini sapaan akrab Ketum PC PMII.
Belum lagi masalah perekonomian dan juga pendidikan, pihaknya menilai, kinerja pemerintahan harus segera dioptimalkan. Agar target pemerintahan tercapai.
“Tapi bupati rupanya tidak punya nyali untuk ketemu kami. Bagaimana bisa kita berpartisipasi membangun Tuban yang lebih baik. Ketemu kami saja tidak berani,” kata Aini dengan nada kecewa.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Endro Budi Sulistyo, Kepala Bappeda dan Litbang, Agung Tri Wibowo, Kepala Diskominfo dan Persedian, Arif Handoyo, turun menemui para mahasiswa. Mereka melobi mahasiswa untuk duduk bersama di dalam.
“Mas Bupati di Tuban, sedang melakukan rapat. Sehingga didisposisikan untuk menemui jenengan semuanya. Apa yang menjadi tuntutanya,” terang Arif handoyo.
Namun mahasiswa tidak berkenan jika tidak ditemui Mas Bupati secara langsung. Karena itu wujud pemimpin, yang betul-betul hadir di tengah masyarakat.
Massa aksi membakar banner dan poster di depan kantor Pemkab sebagai bentuk kekecewaan. Karena mereka menganggap Bupati Tuban anti kritik.
Sebatas diketahui, berikut tuntutan PC PMII Kabupaten Tuban:
Pertama, Berikan izin sesuai ketentuan Perbub mengenai berdirinya Indomart dan Alfamart.
Kedua, Kembalikan jabatan ASN, sesuai dengan surat Rekomendasi dari KASN.
Ketiga, Segera lakukan pemetaan SDM untuk memenuhi kebutuhan kerja di lingkungan industri.
Keempat, Perhitungkan Skor Pendidikan Keagamaan pada PPDB 2022-2023.
Kelima, Manfaatkan anggaran pendidikan sebagai bentuk pembangunan SDM, bukan hanya persoalan rehab dan bangun gedung saja.
Keenam, Patuhi prosedur undang undang Kemendagri sekaligus penerapannya.
Ketujuh, Sesuai tagline mbangun deso notho kutho, segera realisasikan pemerataan pembangunan jalan.
Kedelapan, Berikan fasilitas kesehatan lansia, baik fasilitas berobat maupun kemudahan dalam administrasi kesehatan.