WILWATEKTA.ID – Filosofi hidup orang Jawa itu sangat dalam. Entah dalam keadaan susah maupun senang, pasti pandai bersyukur. Kalau istilahnya, “nrimo ing pandum“. Prinsip ini menjadi laku hidup secara turun temurun. Bahwa orang hidup tidak boleh serakah, kalau kaya pandai bersedekah, jika miskin, ” Mbot gawe sing sregep“. Ajaran ini menjadikan orang Indonesia dewasa dalam menghadapi kehidupan. Tidak disarankan, jika dalam keadaan terpuruk meminta-minta.
“Tangan diatas lebih baik, dari pada tangan dibawah”.
Pesan moral itu selalu muncul dari laku hidup, orang tua, guru, bahkan pesan moral itu muncul dari bemper truk. Terkesan saling mengingatkan dalam kebaikan. Harmonis banget memang, saling mengingatkan satu sama lain. Bukan menakuti, namun saling mengingatkan mawas diri dalam menghadapi hidup. Seolah supir truk itu tahu segala prolem hidup, baik sosial, politik dan ekonomi
Hari ini supir truk juga tahu bahwa negara tidak dalam keadaan baik. Setelah menghadapi Covid-19. Kemudian, kita mendapatkan informasi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Kurang lebih demikian.
“Masyarakat juga akan merasakan dari inflasi global, ancaman dan tantangan ekonomi baru. Harga bahan-bahan pokok akan naik, mengikuti harga komoditas pasar global,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers usai melakukan rapat terbatas kabinet yang disiarkan langsung di Instagram Sekretaris Kabinet, Selasa (5/4/2022).
Melihat pesan tersebut, masyarakat seolah mendapatkan kabar yang cukup kurang baik. Ehhh, biasa ding. Masyarakat sudah terbiasa melihat dan mendengar informasi yang tidak cukup beruntung untuk dikonsumsi. Bisa dikatakan, pesan menteri kurang menghibur. Lebih baik melihat bemper truk yang memuat pesan moral. Pesan yang muncul dari supir truk selalu memberikan pengajaran yang bermanfaat. Contoh saja.
“Jika kewarasanmu tidak dihargai, pertahankan kegilaanmu”.
Supir truk menyarankan pada kita bahwa, ketika logika kebenaran orang tidak dihargai, bahkan diabaikan. Lebih baik mengabaikan orang yang menyepelekan dan kebaikan itu dipakai untuk diri-sendiri. Pesan ini terkesan egois, namun lebih egois lagi jika hidup kita dibayang-bayangi oleh keadan yang tidak baik. Lebih parahnya, kita sendiri yang menciptakannya.
Cukup miris memang, keadaan yang serba sulit semacam ini selalu kita dapatkan dari pemerintah. Sebenarnya pesan soal naiknya harga bahan pokok dipengaruhi pasar global, itu baik. Namun pesan itu terkesan tidak sampai. Kalah viral sama berita Dea OnlyFans, Crazy Rich tertangkap polisi dan komentar netizen soal bantingan bangun Ibu Kota Negara (IKN).
Niat negara memang baik. Namun harus diimbangi dengan memahami psikologi masyarakat saat ini. Pemerintah juga tahu, berbagai cobaan silih berganti, belum selesai minyak goreng mahal, naiknya harga pertamax. Ehhh, ditambah inflasi ekonomi dan ancaman pasar global.
Semoga saja ini menjadi bagian dari memajukan Indonesia, bukan kemunduran. Karena Indonesia masih banyak orang baik dan saling mensupport. Seperti halnya supir truk yang selalu siap memberikan pesan semangat dalam menghadapi hidup. Pokok kuncinya hidup itu jangan pelit. Orang Indonesia terkenal pengasih, penyayang dan ringan tangan.