WILWATEKTA.ID – Semangat mengawal kebijakan pemerintah Kabupaten Tuban selalu muncul dari aktivis mahasiswa yang tergabung dalam PMII. Mereka lakukan aksi demonstrasi sebagai hadiah satu tahun kepemimpinan Bupati Aditya Halindra Faridzky-Wakil Bupati H Riyadi. Namun alih-alih ingin menyampaikan aspirasi. Bupati enggan menemui masa aksi.
Puluhan mahasiswa pergerakan tersebut lakukan aksi kali kedua pada, Senin (20/06/22). Karena aksi pertama dilakukan pada, Kamis (16/06/22). Mahasiswa menilai, banyak kebijakan Bupati Lindra yang perlu dievaluasi.
Ketua Umum Cabang PMII Tuban Khoirukum Mimmuaini pun menyampaikan, apakah benar Mas Bupati, sapaan akrab bupati, pemimpin masyarakat Tuban. Mahasiswa kepanjangan tangan dari rakyat, namun ingin menemui saja harus menunggu berhari-hari. Itupun responya sangat lamban.
“Ternyata bupati tak punya simpati pada rakyatnya. Mas Bupati tak memperhatikan diri. Sebagai wakil rakyat, seharusnya dia merespon dengan baik. Ketika rakyat ingin menyampaikan aspirasi. Normal, jika kami sebagai rakyat menyampaikan keluh kesah,” teriak Aini sapaan akrabnya.

Sampai masa aksi membubarkan diri. Mas Bupati tak kunjung menemui mereka. Hingga masa aksi membakar keranda mayat dan karangan bunga bela sungkawa yang memang dihadiahkan satu tahun kepemimpinan Bupati Lindra-Wakil Bupati H Riyadi.
“Ini menunjukan pemimpin anti kritik, jika pemimpin anti kritik. Artianya, dia ingin menjadi Tuhan. Karena tiada Tuhan selain Allah Swt,” ungkapnya.
Masa aksi mengecam tindakan bupati. Karena menganggap aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa dianggap angin lalu. Itu terbukti, sampai aksi kedua kalinya tak kunjung menemui para mahasiswa. Karena aksi tersebut, demi menyampaikan evaluasi satu tahun kepemimpinan Bupati Lindra-Wakil Bupati H Riyadi.
“Ini sudah kesekian kalinya. Demi rakyat, kami tidak akan mundur sama sekali. Jika pemimpin keliru harus diingatkan. Karena pemimpin tidak selamanya benar,” pungkas masa aksi.