• Kirim Naskah
Wilwatekta.id
No Result
View All Result
  • Esai
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Pesan
  • Liputan
  • Fiksi
  • Pilihan Redaksi
  • Pitutur Kamituwo
  • Esai
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Pesan
  • Liputan
  • Fiksi
  • Pilihan Redaksi
  • Pitutur Kamituwo
No Result
View All Result
Wilwatekta.id - edukasi tanpa tendensi
No Result
View All Result
Home Esai

3 Cara Sederhana Melihat Hubungan Mas Bupati dan Pak Wabup, yang Katanya Sudah Tidak Harmonis

Ahmad Fatkhul by Ahmad Fatkhul
23/06/2021
in Esai
0
Mas Lindra dan Pak Riyadi

Mas Lindra dan Pak Riyadi. Sumber Gambar: Instagram @Kang_Riyadi_Tuban

WILWATEKTA.ID – Beberapa hari ini saya melihat jari lentur netizen cukup aktif mengomentari pemberitaan media mainstream maupun alternatif soal isu keretakan hubungan bupati Aditya Halindra Faridzky dan wakil bupati Riyadi.

Saya pun mencoba mencari tahu soal isu tersebut pada banyak teman yang ada di Tuban. Sekadar untuk memastikan saja. Sebab saya tidak mau terjebak pada dua kubu yang saling membela. Tapi kalau saya ditanya pilih kubu yang mana, saya jawab: Kulo nderek Kamituo Wilwatekta. Insya Allah sohih (maacih lho Pak Kamituo transferannya, jadi mangat nulis deh). Heuheu.

Sebagai milenial yang kelewat bijaksana, saya pun harus melihat isu keretakan hubungan Mas Bupati Lindra dengan Pak Wabup Riyadi ini secara sederhana dan dengan tempo yang selambat-lambatnya.

Masalah sikap

Kenapa sudut pandangan sikap ini penting. Sebab, dari sikap itulah kita bisa melihat akar masalah. Sehingga kita tidak menjadi manusia yang baperan.

Begini, Jika dirunut dari akar katanya, sebab semua juga masih katanya. Isunya keretakan antara bupati dan wabup baru ini bermula dari prosesi pelantikan. Masyarakat Tuban dikejutkan dengan pelantikan wabup yang dilakukan secara virtual. Sementara bupati dilantik langsung—secara tatap muka oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Grahadi Surabaya.

Katanya, sebelum pelantikan hasil swab Pak Riyadi dinyatakan hampir mendekati positif ((hampir)). Soal hasil tes swab ini sudah banyak ditulis oleh media arus utama, lengkap dengan kronologisnya, sehingga tidak perlu saya tulis ulang. Pun soal ketidakhadiran bupati dan wakil bupati pada sidang paripurna persetujuan sejumlah rancangan peraturan daerah (raperda) yang kemudian membuat sebagian anggota DPRD baper itu.

Kembali pada masalah sikap. Kebijaksanaan seorang pemimpin itu bisa dilihat bagaimana dia bersikap. Misalnya, bagaimana Mas Bupati menyikapi insiden pelantikan wabup yang hanya berlangsung virtual. Pun bagaimana Pak Wabup dalam bersikap.

Dari pemberitaan yang muncul. Mas Bupati sepertinya memilih last—bertahan. Sementara Pak Wabup, kelihatannya ingin counter attack—menyerang. Itu tampak dari komentarnya di media yang menjelaskan bahwa kronologis dirinya dinyatakan positif Covid oleh tim medis dari Puskesmas Rengel, itu seakan janggal. Hingga akhirnya dia melakukan tes swab mandiri, dan hasilnya negatif.

Oke, dari sini mulai bisa disimpulkan sendiri.

Berikutnya, di hari kedua masuk kerja. Baik bupati maupun wabup kompak tidak datang untuk menghadiri rapat paripurna persetujuan raperda di DPRD. Dari pemberitaan media, sehari sebelumnya Pak Wabup sudah menyampaikan bahwa dirinya akan hadir di rapat paripurna bersama wakil kita yang terhormat di gedung dewan itu. Tapi kemudian tidak ada yang hadir.

Bagaimana sikap dari keduanya—Mas Bupati dan Pak Wabup. Kali ini dua-duanya belum memberikan penjelasan kepada media. Sepertinya, keduanya sama-sama silent.

Melihat situasi yang seperti ini, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, belum ada wartawan yang mewawancarai blio berdua. Kedua, blio berdua memilih untuk diam sembari melihat publik mengomentari. Baru, setelah pada moment yang tepat, bisa jadi blio berdua akan berkata: “Kita berdua baik-baik saja. Publik saja yang suka menggoreng isu supaya kami bertengkar.” Hahaha.

Harmonis itu tidak harus kemana-mana bersama

Kalau indikator pasangan harmonis itu kemana-mana harus bersama, maka banyak pasangan yang bisa dikatakan tidak harmonis. Pun dengan bupati dan wabup. Harmonis tidak harus selalu bersama. Koenjti harmonis adalah saling mengisi dan komunikasi.

Pertanyaannya sekarang. Sudahkah di waktu tiga hari pertama kerja ini saling mengisi dan komunikasi?

Oke. Mari kita amati.

Dari kasus pelantikan yang tidak bersama, karena alasan Covid. Apakah keduanya sudah saling komunikasi. Minimal, Mas Bupati watsap ke Pak Wabup, menanyakan kabar kondisi kesehatan Pak Wabup. Soal keduanya apakah sudah saling telponan dan watsapan, mungkin hanya blio berdua dan Tuhan yang tahu.

Lalu bagaimana masyarakat bisa menilai. Ya kita menunggu komentar dari blio berdua. Adakah komentar blio yang disampaikan ke publik? Minimal, membuat status watsap atau instastory, yang menampil poto mereka berdua saat masih kampanye, lalu Mas Bupati menuliskan status: “Tetap semangat Pak Wabup, kita bisa lalui ini bersama.” Cie… kompaknya.

Dari sini bisa dicerna dan dipahami ya? Bagaimana hubungan keduanya di hari-hari pertama menjabat. Bisa dong, masa nggak bisa dipahami. Jangan malu-maluin Wilwatektamania deh ah!

Masalah kewenangan

Masalah kewenangan wakil bupati bisa menjadi alasan pasti bahwa wabup tidak memiliki banyak peran dalam urusan pemerintahan.

Di banyak daerah, dalam praktiknya, tugas dan wewenang wakil bupati itu diatur secara khusus dalam Peraturan Bupati (Perbup) ((kalo ada yang memiliki Perbup tentang Tugas dan Kewenangan Bupati Tuban bisa share)).

Artinya, ya serah bupati dong, ngaturnya gimana. Mau dikasih wewenang atau tidak itu hak bupati. Yang jelas dan pasti, tugas wakil bupati itu hanya membantu bupati. Misal, membantu memberikan usulan atau pendapat, membantu mengevaluasi jalannya pemerintahan, dan membantu-membantu yang lain. Pada dasarnya membantu.

Nah, kan. Bagaimana kalo bupati masih mampu menjalankan semua sendiri, sehingga tidak perlu bantuan wabup? Ya, nggak masalah sih. Selama mampu ya, fine-fine saja.

Etapi, zamannya Bupati Fathul Huda dan Wakil Bupati Noor Nahar Hussein kok bisa kompak gitu ya? Malahan sampai dua periode lho.

Bismillah, semoga yang baik-baik dari bupati sebelumnya bisa menjadi contoh.

Tags: Aditya Halindra FaridzkyBupati TubanKeretakan
SendShareTweet
Ahmad Fatkhul

Ahmad Fatkhul

Petani yang bercita-cita muda bahagia tua foya-foya.

Next Post
orang tua membaca koran

Menjadi Muda dan Tua yang Produktif Bersama Wilwatekta

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Foto Aditya Halindra Faridzky Bupati Terpilih Tuban

4 Hal yang Mungkin Hilang Setelah Mas Lindra Dilantik Jadi Bupati

20/04/2021
Membangun Infrastruktur di Wilayah Perbatasan Bojonegoro-Tuban itu Berat, Biar Bu Anna Saja

Membangun Infrastruktur di Wilayah Perbatasan Bojonegoro-Tuban itu Berat, Biar Bu Anna Saja

12/04/2021
Mas Bupati

Surat Terbuka untuk Pejabat Generasi Tua: 3 Tips Supaya Tidak Tratapan Dipimpin Mas Lindra

26/06/2021
Mas Lindra dan Pak Riyadi

3 Cara Sederhana Melihat Hubungan Mas Bupati dan Pak Wabup, yang Katanya Sudah Tidak Harmonis

23/06/2021
Sinta dan Hasratnya kepada Buku

Sinta dan Hasratnya kepada Buku

Wujudkan Tradisi Literasi, SMP Islam Sunan Bejagung Gandeng Gerakan Tuban Menulis

Wujudkan Tradisi Literasi, SMP Islam Sunan Bejagung Gandeng Gerakan Tuban Menulis

Gus Yaqut menyapa jemaat paska ibadah Natal terbatas di GPIB "Immanuel" / Gereja Blenduk Kota Semarang

Gus Yaqut: Saatnya Mengembalikan Agama Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi

Masyarakat Menjadi Korban Penghisapan atas Keserakahan Penguasa

Masyarakat Menjadi Korban Penghisapan atas Keserakahan Penguasa

Wujudkan Tradisi Literasi, SMP Islam Sunan Bejagung Gandeng Gerakan Tuban Menulis

Wujudkan Tradisi Literasi, SMP Islam Sunan Bejagung Gandeng Gerakan Tuban Menulis

15/05/2022
SDM dan Kesempatan Kerja di Kabupaten Tuban

SDM dan Kesempatan Kerja di Kabupaten Tuban

28/04/2022
Telaah Penguatan Gerakan Organisasi PMII, Pasca Reformasi dan Era Digitalisasi

Telaah Penguatan Gerakan Organisasi PMII, Pasca Reformasi dan Era Digitalisasi

28/04/2022
Transformasi Gerakan Merawat Peradaban, PMII Di Era Post Truth Dan Digitalisasi

Transformasi Gerakan Merawat Peradaban, PMII Di Era Post Truth Dan Digitalisasi

18/04/2022



Edukasi Tanpa Tendensi
Media alternatif di kabupaten Tuban, platform digital anti mainstream membawa degup kebahagiaan secara konstruktif.

Info Kerjasama
redaksi@wilwatekta.id

Kategori

  • Budaya
  • Esai
  • Fiksi
  • Liputan
  • News
  • Peristiwa
  • Pesan
  • Pilihan Redaksi
  • Pitutur Kamituwo
  • Religi
  • Sejarah
  • Tokoh

Wilwatekta ID © 2021

  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontak
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Esai
  • Peristiwa
  • Liputan
  • Tokoh
  • Religi
  • Fiksi
  • Pilihan Redaksi
    • Pitutur Kamituwo

© 2021 Wilwatekta - Mengabarkan dengan bahagia Wilwatekta.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.